Selasa, 24 November 2015

REVIEW JURNAL : Pengukuran Kesenjangan Digital di Institusi

05.50 Posted by Bima prasetya adi pratama No comments

Jurnal                     :  JURNAL SISTEM KOMPUTER , Vol.1 (No.2). pp. 71-75. ISSN 2087-4685
Judul                      : Pengukuran Kesenjangan Digital di Institusi Pemerintah Daerah
Penulis                   : Ike Pertiwi Windasari, Kridanto Surendro
Pe-review Jurnal  : Bima Prasetya Adi Pratama
Perguruan Tinggi : Universitas Gunadarma

SILABUS PEMBAHASAN




Pendahuluan
  • Latar BelakangLandasan Teori
  • Kesenjangan Digital
Kebutuhan Kemampuan TIK
Pencapaian Kemampuan TIK
Penghambat Adopsi TIK
E-GovermentAnalisis

Analisis
  • Analisis Masalah
  • Pemecahan Masalah
Kesimpulan

  1. PENDAHULUAN
kemampuan memanfaatkan TIK seperti komputer dan Internet merupakan hal yang penting untuk dapat memperoleh dan memanfaatkan informasi. Beberapa faktor dapat menyebabkan perbedaan akses dan kemampuan TIK seseorang. Dalam bidang pemerintahan, kemampuan TIK menjadi penting bila dihubungkan dengan penerapan egovernment yang saat ini sedang dilakukan oleh pemerintah. Pemerataan kemampuan TIK SDM di pemerintahan merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan penerapan TIK di Indonesia. Hasil akhir yang diharapkan adalah model pengukuran untuk kesenjangan digital di Indonesia. Penelitian ini dilakukan di lingkungan pemerintah kota Semarang.

  1. LANDASAN TEORI
Kesenjangan Digital
Pada awalnya kesenjangan digital didefinisikan sebagai perbedaan akses terhadap teknologi informasi dan komunikasi (TIK), namun seiring perkembangannya, kesenjangan digital mulai mengalami pergeseran pengertian. Kesenjangan digital tidak lagi hanya merupakan kesenjangan antara mereka yang memiliki akses terhadap TIK dengan yang tidak. 
Kesenjangan digital juga merupakan kesenjangan antara mereka yang memiliki akses dan dapat memiliki kemampuan untuk menggunakan TIK dengan mereka yang tidak memiliki kemampuan untuk menggunakannya (Hargittai, 2003; Dewan dkk, 2005). 
Dalam kesenjangan digital, terdapat tiga aspek utama yang saling berhubungan dan merupakan fokus yang perlu diperhatikan, sebagai berikut (Camacho, 2005; Servon, 2002):
  1. Akses/ infrastruktur (access/ infrastructure): Perbedaan kemampuan antar individu dalam perolehan akses atau infrastruktur TIK yang menyebabkan perbedaan distribusi informasi.
  2. Kemampuan (skill & training): Perbedaan kemampuan antar individu dalam memanfaatkan atau menggunakan akses dan infrastruktur yang telah diperoleh. Selanjutnya adalah perbedaan antar individu dalam upaya pencapaian kemampuan TIK yang dibutuhkan untuk dapat memanfaatkan akses dan infrastruktur TIK.
  3. Isi informasi (content/ resource): Perbedaan antar individu dalam memanfaatkan informasi yang tersedia setelah seseorang dapat mengakses dan menggunakan teknologi tersebut sesuai dengan kebutuhannya.




  1. KEBUTUHAN KEMAMPUAN TIK
Penelitian yang dilakukan oleh Felstead dkk. (2002) menemukan bahwa semakin penting kebutuhan akan komputer dan Internet akan mempengaruhi tingkat kebutuhan kemampuan komputer. Tekanan kebutuhan kemampuan TIK akan secara tidak langsung mempengaruhi pekerja untuk dapat mencapai tingkat kemampuan yang dibutuhkan oleh lingkungan pekerjaannya. Dinyatakan juga bahwa tingkat kepentingan peralatan komputer dan Internet dalam pekerjaan dipengaruhi oleh jenis pekerjaan. Dari pernyataan ini dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat kebutuhan kemampuan TIK akan mempengaruhi kesenjangan kemampuan yang merupakan komponen dari kesenjangan digital. 
  1. PENCAPAIAN KEMAMPUAN TIK
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa upaya pencapaian kemampuan TIK seseorang merupakan fokus yang perlu diperhatikan dalam kesenjangan digital (Camacho, 2005; Servon, 2002). Farhoomand dkk. dan Cragg dkk. dalam Dewan (2005) menemukan bahwa kurangnya pelatihan terhadap karyawan merupakan salah satu faktor penghambat adopi TIK. Su (2008) juga menemukan bahwa kurangnya pelatihan juga dianggap sebagai penghambat adopsi TIK terhadap tenaga pengajar.
  1. PENGHAMBAT ADOPSI TIK
Dalam rangka pengurangan kesenjangan digital, perlu diketahui hambatan-hambatan yang ada pada individu dalam adopsi teknologi, terutama teknologi informasi dan komunikasi yang dapat menunjang terjadinya kesenjangan digital. Ertmer dalam Su (2008) mengklasifikasikan hambatan integrasi teknologi ini kedalam dua bentuk hambatan. Hambatan pertama dimaksudkan sebagai hambatan yang berada di luar individu tersebut, seperti tidak adanya akses dan pelatihan yang menyebabkan tidak mungkin terjadinya adopsi teknologi. Namun, mengatasi hambatan yang pertama tidak semerta-merta akan meningkatkan penggunaan teknologi pada seseorang. Hambatan yang kedua adalah hambatan yang berada pada pikiran seseorang yang yang tersembunyi dan berakar pada kebiasaan sehari-hari.  Hambatan yang kedua ini akan secara langsung mempengaruhi keefektifan penggunaan teknologi. 
  1. E-GOVERMENT
Definisi e-government menurut Bank Dunia adalah teknologi informasi dan komunikasi yang dimiliki pemerintah yang merubah hubungan dengan masyarakat, sektor swasta, dan kantor pemerintahan lain untuk memberdayakan masyarakat, meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat, akuntabiltas, transparansi, dan efisiensi pemerintah.
Pengembangan e-government merupakan upaya untuk mengembangkan penyelenggaraan kepemerintahan yang berbasis elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas manajemen kepemerintahan dan pelayanan publik secara efektif dan efisien. 

  1. ANALISIS

    Anilisis Masalah

  1. Indeks kesenjangan digital cenderung semakin tinggi sesuai tingkat pendidikan, dan golongan. Indeks kesenjangan digital bila dilihat dari usia cenderung semakin rendah untuk grup usia yang lebih tua. Faktor usia ini cenderung lebih dominan dibandingkan yang lain terlihat dari faktor pendidikan, dimana grup S1, yang memiliki banyak anggota berusia diatas 45 tahun menyebabkan nilai indeksnya lebih rendah dari grup D3. Indeks kesenjangan digital berdasar jenis kelamin ternyata hampir tidak ada perbedaan sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat kesenjangan antara pria dan wanita dalam lingkungan pekerjaan pemerintah kota Semarang.
  2. Hasil survey menunjukkan bahwa upaya pencapaian kemampuan TIK yang dilakukan responden masih dalam tingkat sedang, sementara tingkat kebutuhan kemampuan TIK di lingkungan pekerjaan tinggi dengan tingkat kebutuhan penggunaan komputer yang sangat tinggi Upaya pencapaian TIK yang berupa pelatihan TIK dan pengadaan pelatihan oleh organisasi masih dianggap kurang. Penghambat adopsi TIK yang paling besar adalah kurangnya pelatihan TIK yang diadakan.

Pemecahan Masalah
Terdapat perbedaan tingkat kemampuan TIK pegawai berdasar keikutsertaan pada pelatihan TIK. Tingkat literasi pegawai yang pernah mengikuti pelatihan TIK lebih tinggi dari yang belum pernah mengikuti pelatihan TIK, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa pelatihan TIK dapat meningkatkan tingkat kemampuan TIK baik untuk pegawai laki-laki maupun perempuan secara signifikan.


  1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
  1. Dalam penelitian ini dihasilkan empat variabel yaitu indeks kesenjangan digital, pencapaian kemampuan TIK, kebutuhan kemampuan TIK, dan penghambat adopsi TIK.
  2. Variabel kebutuhan kemampuan TIK (X1), pencapaian kemampuan TIK (X2), dan penghambat adopsi TIK (X3) secara bersama-sama memberikan pengaruh yang cukup kuat terhadap kesenjangan digital (Y). 
  3. Kondisi saat ini dalam pemerintah kota Semarang menunjukkan bahwa hambatan adopsi TIK yang terbesar adalah kurangnya pelatihan. Selain itu upaya pencapaian TIK yang dilakukan pegawai untuk mengikuti pelatihan TIK dianggap masih kurang. Begitu pula dengan pengadaan pelatihan TIK oleh organisasi yang juga masih dianggap kurang.
  4. Pelatihan TIK berpengaruh terhadap tingkat kemampuan TIK baik untuk pegawai laki-laki maupun perempuan secara signifikan.
    Terdapat beberapa saran dari hasil penelitian yaitu sebagai berikut :
  1. Hasil penelitian ini menunjukkan besarnya pengaruh variabel di luar variabel penelitian terhadap kesenjangan digital, sehingga sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan variabel-variabel lain yang berpengaruh. 
  2. Penelitian selanjutnya dapat meneliti elemen lain dari