Jurnal : JURNAL SISTEM KOMPUTER , Vol.1 (No.2). pp. 71-75. ISSN 2087-4685
Judul
: Pengukuran
Kesenjangan Digital di Institusi Pemerintah Daerah
Penulis
: Ike Pertiwi Windasari, Kridanto Surendro
Pe-review Jurnal : Bima Prasetya Adi
Pratama
Perguruan Tinggi : Universitas Gunadarma
SILABUS PEMBAHASAN
Pendahuluan
- Latar BelakangLandasan Teori
- Kesenjangan Digital
Kebutuhan Kemampuan TIK
Pencapaian Kemampuan TIK
Penghambat Adopsi TIK
E-GovermentAnalisis
Analisis
- Analisis Masalah
- Pemecahan Masalah
Kesimpulan
- PENDAHULUAN
kemampuan
memanfaatkan TIK seperti komputer dan Internet merupakan hal yang penting untuk
dapat memperoleh dan memanfaatkan informasi. Beberapa faktor dapat menyebabkan
perbedaan akses dan kemampuan TIK seseorang. Dalam bidang pemerintahan,
kemampuan TIK menjadi penting bila dihubungkan dengan penerapan egovernment yang saat ini sedang
dilakukan oleh pemerintah. Pemerataan kemampuan TIK SDM di pemerintahan
merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan penerapan TIK di Indonesia.
Hasil akhir yang diharapkan adalah model pengukuran untuk kesenjangan digital
di Indonesia. Penelitian ini dilakukan di lingkungan pemerintah kota Semarang.
- LANDASAN TEORI
Kesenjangan Digital
Pada awalnya kesenjangan digital didefinisikan sebagai
perbedaan akses terhadap teknologi informasi dan komunikasi (TIK), namun
seiring perkembangannya, kesenjangan digital mulai mengalami pergeseran
pengertian. Kesenjangan digital tidak lagi hanya merupakan kesenjangan antara
mereka yang memiliki akses terhadap TIK dengan yang tidak.
Kesenjangan digital juga merupakan kesenjangan antara mereka yang
memiliki akses dan dapat memiliki kemampuan untuk menggunakan TIK dengan mereka
yang tidak memiliki kemampuan untuk menggunakannya (Hargittai, 2003; Dewan dkk,
2005).
Dalam kesenjangan digital, terdapat tiga aspek utama yang saling
berhubungan dan merupakan fokus yang perlu diperhatikan, sebagai berikut
(Camacho, 2005; Servon, 2002):
- Akses/ infrastruktur (access/ infrastructure): Perbedaan kemampuan antar individu dalam perolehan akses atau infrastruktur TIK yang menyebabkan perbedaan distribusi informasi.
- Kemampuan (skill & training): Perbedaan kemampuan antar individu dalam memanfaatkan atau menggunakan akses dan infrastruktur yang telah diperoleh. Selanjutnya adalah perbedaan antar individu dalam upaya pencapaian kemampuan TIK yang dibutuhkan untuk dapat memanfaatkan akses dan infrastruktur TIK.
- Isi informasi (content/ resource): Perbedaan antar individu dalam memanfaatkan informasi yang tersedia setelah seseorang dapat mengakses dan menggunakan teknologi tersebut sesuai dengan kebutuhannya.
- KEBUTUHAN KEMAMPUAN TIK
Penelitian yang dilakukan oleh Felstead dkk. (2002) menemukan bahwa
semakin penting kebutuhan akan komputer dan Internet akan mempengaruhi tingkat
kebutuhan kemampuan komputer. Tekanan kebutuhan kemampuan TIK akan secara tidak
langsung mempengaruhi pekerja untuk dapat mencapai tingkat kemampuan yang
dibutuhkan oleh lingkungan pekerjaannya. Dinyatakan juga bahwa tingkat
kepentingan peralatan komputer dan Internet dalam pekerjaan dipengaruhi oleh
jenis pekerjaan. Dari pernyataan ini dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat
kebutuhan kemampuan TIK akan mempengaruhi kesenjangan kemampuan yang merupakan
komponen dari kesenjangan digital.
- PENCAPAIAN KEMAMPUAN TIK
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa upaya pencapaian kemampuan TIK
seseorang merupakan fokus yang perlu diperhatikan dalam kesenjangan digital
(Camacho, 2005; Servon, 2002). Farhoomand dkk. dan Cragg dkk. dalam Dewan
(2005) menemukan bahwa kurangnya pelatihan terhadap karyawan merupakan salah
satu faktor penghambat adopi TIK. Su (2008) juga menemukan bahwa kurangnya
pelatihan juga dianggap sebagai penghambat adopsi TIK terhadap tenaga pengajar.
- PENGHAMBAT ADOPSI TIK
Dalam rangka pengurangan kesenjangan digital, perlu diketahui
hambatan-hambatan yang ada pada individu dalam adopsi teknologi, terutama
teknologi informasi dan komunikasi yang dapat menunjang terjadinya kesenjangan
digital. Ertmer dalam Su (2008) mengklasifikasikan hambatan integrasi teknologi
ini kedalam dua bentuk hambatan. Hambatan pertama dimaksudkan sebagai hambatan
yang berada di luar individu tersebut, seperti tidak adanya akses dan pelatihan
yang menyebabkan tidak mungkin terjadinya adopsi teknologi. Namun, mengatasi
hambatan yang pertama tidak semerta-merta akan meningkatkan penggunaan
teknologi pada seseorang. Hambatan yang kedua adalah hambatan yang berada pada
pikiran seseorang yang yang tersembunyi dan berakar pada kebiasaan
sehari-hari. Hambatan yang kedua ini
akan secara langsung mempengaruhi keefektifan penggunaan teknologi.
- E-GOVERMENT
Definisi e-government
menurut Bank Dunia adalah teknologi informasi dan komunikasi yang dimiliki
pemerintah yang merubah hubungan dengan masyarakat, sektor swasta, dan kantor
pemerintahan lain untuk memberdayakan masyarakat, meningkatkan pelayanan
terhadap masyarakat, akuntabiltas, transparansi, dan efisiensi pemerintah.
Pengembangan e-government
merupakan upaya untuk mengembangkan penyelenggaraan kepemerintahan yang
berbasis elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas manajemen kepemerintahan
dan pelayanan publik secara efektif dan efisien.
- ANALISISAnilisis Masalah
- Indeks kesenjangan digital cenderung semakin tinggi sesuai tingkat pendidikan, dan golongan. Indeks kesenjangan digital bila dilihat dari usia cenderung semakin rendah untuk grup usia yang lebih tua. Faktor usia ini cenderung lebih dominan dibandingkan yang lain terlihat dari faktor pendidikan, dimana grup S1, yang memiliki banyak anggota berusia diatas 45 tahun menyebabkan nilai indeksnya lebih rendah dari grup D3. Indeks kesenjangan digital berdasar jenis kelamin ternyata hampir tidak ada perbedaan sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat kesenjangan antara pria dan wanita dalam lingkungan pekerjaan pemerintah kota Semarang.
- Hasil survey menunjukkan bahwa upaya pencapaian kemampuan TIK yang dilakukan responden masih dalam tingkat sedang, sementara tingkat kebutuhan kemampuan TIK di lingkungan pekerjaan tinggi dengan tingkat kebutuhan penggunaan komputer yang sangat tinggi Upaya pencapaian TIK yang berupa pelatihan TIK dan pengadaan pelatihan oleh organisasi masih dianggap kurang. Penghambat adopsi TIK yang paling besar adalah kurangnya pelatihan TIK yang diadakan.
Pemecahan
Masalah
Terdapat perbedaan tingkat kemampuan TIK pegawai berdasar
keikutsertaan pada pelatihan TIK. Tingkat literasi pegawai yang pernah
mengikuti pelatihan TIK lebih tinggi dari yang belum pernah mengikuti pelatihan
TIK, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa pelatihan TIK dapat meningkatkan
tingkat kemampuan TIK baik untuk pegawai laki-laki maupun perempuan secara
signifikan.
- KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
- Dalam penelitian ini dihasilkan empat variabel yaitu indeks kesenjangan digital, pencapaian kemampuan TIK, kebutuhan kemampuan TIK, dan penghambat adopsi TIK.
- Variabel kebutuhan kemampuan TIK (X1), pencapaian kemampuan TIK (X2), dan penghambat adopsi TIK (X3) secara bersama-sama memberikan pengaruh yang cukup kuat terhadap kesenjangan digital (Y).
- Kondisi saat ini dalam pemerintah kota Semarang menunjukkan bahwa hambatan adopsi TIK yang terbesar adalah kurangnya pelatihan. Selain itu upaya pencapaian TIK yang dilakukan pegawai untuk mengikuti pelatihan TIK dianggap masih kurang. Begitu pula dengan pengadaan pelatihan TIK oleh organisasi yang juga masih dianggap kurang.
- Pelatihan TIK berpengaruh terhadap tingkat kemampuan TIK baik untuk pegawai laki-laki maupun perempuan secara signifikan.Terdapat beberapa saran dari hasil penelitian yaitu sebagai berikut :
- Hasil penelitian ini menunjukkan besarnya pengaruh variabel di luar variabel penelitian terhadap kesenjangan digital, sehingga sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan variabel-variabel lain yang berpengaruh.
- Penelitian selanjutnya dapat meneliti elemen lain dari