Sederhananya,
kebijakan web mencakup satu set mandat atau kendala - hukum, editorial,
kepatuhan terkait, dan kendala teknis - yang membatasi perilaku online
perusahaan. Mengapa sebuah organisasi perlu kebijakan untuk membatasi perilaku
online? Untuk alasan yang sama perusahaan perlu kebijakan untuk membatasi
perilaku secara offline - yaitu, untuk mengaktifkan bertanggung jawab, sesuai
pengambilan keputusan di semua tingkat organisasi yang sesuai dengan peraturan
yang relevan, praktik terbaik, dan yang paling penting, hukum.
Tanpa kebijakan
yang spesifik, jelas, komprehensif, dan stabil, suatu organisasi lebih rentan
terhadap tuntutan hukum, masalah internal dan kesalahpahaman. Dengan kata
lain,organisasiterpapar risiko lebih
banyak. Dengan demikian, salah satu tujuan utama
dalam menciptakan kebijakan web adalah untuk melindungi organisasi Anda dari
risiko.
Seperti
kebijakan offline, kebijakan web terbaik yang ditetapkan oleh manajemen senior
organisasi, dengan bimbingan ahli subjek-materi web senior. Alasan utama untuk
ini adalah bahwa kebijakan web harus tingkat tinggi dan strategis, dan, dengan demikian, memerlukan
masukan dari individu yang mampu melihat gambaran keseluruhan.
Evolusi teknologi informasi dan
komunikasi (‘ICT’) terbukti mempu mengakselerasi pembangunan nasional melalui
percepatan diseminasi informasi dan penemuan sumber pendapatan baru melalui
berbagai produk dan jasa yang terkait dengan sektor informasi. Sejalan dengan
kelajuan tersebut, Internet dan teknologi multimedia tidak dilihat lagi sebagai
pilihan namun sebuah keniscayaan untuk mengarungi proses perubahan global ini.
Pesatnya pertumbuhan penggunaan Internet dan teknologi multimedia di Indonesia
menjadikan industri konten sebuah arena baru bagi mengembangkan kreativitas dan
sumber pendapatan ekonomi baik dalam skala makro maupun mikro. Sementara itu,
tekanan kompetisi global yang ada dapat menjadi faktor yang berpengaruh bagi
pemain (stakeholder) industri konten multimedia.
Kebijakan nasional yang terarah perlu
menyediakan koridor yang kuat bagi potensi bangsa dalam bidang pengembangan
konten. Tanpa arah yang jelas, produk konten kita hanya akan menjadi pelengkap
dominasi konten asing, dan cenderung mengurangi nilai kompetitif konten
nasional. Tanpa visi nasional yang jelas, produk konten multimedia hanya akan
bertumpu pada kepentingan meraih keuntungan yang cepat namun tidak berlangsung
lama. Walhasil, dunia multimedia nasional hanya akan mengutamakan konten yang
mungkin bersifat populer dan menarik namun mengabaikan nilai dan kepentingan
umum. Pada akhirnya, keadaan seperti ini hanya akan merugikan masyarakat dan
konsumen yang mengidamkan konten multimedia nasional yang kompetitif. Dan jika
ini terjadi, babak berikutnya akan mengisahkan terkikisnya kepercayaan
masyarakat terhadap integritas dan manfaat teknologi informasi itu sendiri,
yang merupakan langkah mundur di era informasi ini.
Untuk menghindari disorientasi
industri konten multimedia, dan untuk memastikan berkembangnya industri
tersebut untuk kesejahteraan bangsa dan negara, maka diperlukan perumusan
kebijakan yang mensinergikan inisiatif dan kreativitas nasional dalam bidang
yang baru ini. Segenap komponen masyarakat perlu berembuk bersama pemerintah
dalam menentukan arah kebijakan tersebut serta mengidentifikasi kriteria konten
multimedia yang sesuai dengan kepentingan sosio-politik bangsa dan sejalan
dengan nilai-nilai yang ada pada bangsa Indonesia. Pada akhirnya, kebijakan
konten nasional diperlukan untuk menopang ekonomi negara, meningkatkan
kesejahteraan rakyat, mensukseskan tujuan pendidikan bangsa, serta mendorong
diseminasi informasi yang merata demi menciptakan masyarakat informasi yang
seimbang dan bermoral.
Sumber :
Friedmann, Allison.2012. “What is web policy and why do we
need it?”.[Online]. Tersedia :http://www.nonlinearcreations.com/Enterprise/how-we-think/articles/2012/08/What-is-web-policy-and-why-do-we-need-it.aspx. 1
April 2016.
Zulhuda, Sonny.2008.” Strategi
dan Kebijakan Pengaturan Konten Internet”.[Online]. Tersedia :http://sonnyzulhuda.com/2008/01/15/strategi-dan-kebijakan-pengaturan-konten-internet/ .
1 April 2016.
Makarim, Edmon. 2005. Pengantar hokum telematika (Suatu
kajian kompilasi). Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.